WASHINGTON (BLOOMBERG) – Departemen Luar Negeri AS pada hari Selasa (2 Agustus) memperingatkan warga Amerika yang bepergian ke luar negeri tentang kemungkinan pembalasan oleh Al-Qaeda dan pendukungnya setelah pemimpin organisasi itu tewas dalam serangan rudal AS.
Dalam Pembaruan Peringatan Seluruh Dunia, departemen mengatakan pihaknya percaya “ada potensi yang lebih tinggi untuk kekerasan anti-Amerika mengingat kematian Ayman al-Zawahiri pada 31 Juli 2022.”
“Informasi saat ini menunjukkan bahwa organisasi teroris terus merencanakan serangan teroris terhadap kepentingan AS di berbagai wilayah di seluruh dunia.”
“Karena serangan teroris sering terjadi tanpa peringatan, warga AS sangat dianjurkan untuk mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi dan mempraktikkan kesadaran situasional yang baik ketika bepergian ke luar negeri,” tambah departemen itu dalam pembaruan.
Zawahiri tewas hari Minggu di Kabul, ibukota Afghanistan, ketika ia melangkah keluar ke balkon kediamannya dan sebuah pesawat tak berawak menembakkan rudal Hellfire, menurut seorang pejabat senior pemerintah, yang menambahkan bahwa tidak ada korban lain.
Operasi AS melibatkan beberapa bulan kerja intelijen untuk melacak keluarganya ke Kabul dan mengidentifikasi target, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
“Misi ini benar-benar terbentuk selama enam, tujuh bulan terakhir. Itu benar-benar semacam awal tahun ini, ketika Anda mendengar presiden mengatakan, bahwa kami mendapat indikasi bahwa Tuan Zawahiri telah pindah ke Afghanistan,” kata Kirby kepada CNN pada hari Selasa.
Zawahiri, 71, kelahiran Mesir, mengambil alih Al-Qaeda setelah Osama bin Laden, pendiri organisasi teroris, dibunuh oleh pasukan Amerika di Pakistan pada tahun 2011.
Presiden AS Joe Biden, dalam sambutannya Senin malam di Gedung Putih, menggambarkan Zawahiri sebagai pemain penting dalam perencanaan serangan 9/11 terhadap AS dan “dalang” di balik beberapa serangan terhadap orang Amerika, termasuk pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania tahun 1998, dan USS Cole pada tahun 2000.
Biden mengatakan serangan itu menunjukkan AS berkomitmen untuk mencegah Afghanistan kembali menjadi surga bagi kelompok-kelompok teroris setahun setelah penarikan pasukan Amerika yang kacau dari negara itu, komentar yang digaungkan oleh Kirby pada hari Selasa.