Manila (ANTARA) – Militer Filipina mengatakan pada Selasa (23 Februari) bahwa pihaknya telah menangkap seorang saudara perempuan dan tiga anak perempuan dari seorang pemimpin kelompok militan Islam Abu Sayyaf yang terbunuh, di antara sekelompok sembilan wanita yang dikatakan merencanakan serangan bom bunuh diri.
Letnan Jenderal Corleto Vinluan, yang mengepalai Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina, mengatakan operasi gabungan telah dilakukan oleh pasukan dan polisi di provinsi selatan Sulu dengan surat perintah penggeledahan pada dini hari Jumat.
“Hal ini menyebabkan penangkapan sembilan perempuan pelaku bom bunuh diri potensial yang terkait dengan beberapa pemimpin terkenal dan anggota Kelompok Abu Sayyaf,” kata Vinluan.
Abu Sayyaf, yang berbasis di Sulu, telah melakukan penculikan, serangan bom dan pembajakan selama beberapa dekade. Sejak 2014, mereka telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para wanita yang ditangkap termasuk seorang saudara perempuan dan tiga putri Hatib Hajan Sawadjaan, seorang pemimpin Abu Sayyaf yang meninggal pada Juli tahun lalu dalam baku tembak dengan tentara di Patikul, sebuah kota di Sulu.
Para wanita ditangkap dengan bahan pembuat bom termasuk topi peledakan non-listrik, paku, baterai, ponsel, dan sketsa kasar rencana mereka, kata militer.
Pihak berwenang memandang Sawadjaan sebagai dalang serangan bom bunuh diri oleh pasangan Indonesia di sebuah gereja di Sulu pada Januari 2019, yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai lebih dari 100 orang, termasuk warga sipil dan tentara.