Segera setelah menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyuarakan lebih banyak kekhawatiran dan memberikan saran tentang penyakit ini (Batasi jumlah pasangan seksual, WHO mendesak pria yang paling berisiko, 29 Juli).
Peningkatan pesat infeksi cacar monyet menjadi lebih dari 18.000 kasus di seluruh dunia hanya dalam waktu sekitar tiga bulan sejak awal Mei tampaknya bertepatan dengan pembukaan perjalanan global dan meningkatnya interaksi sosial.
Sebuah studi yang dilaporkan dalam edisi Juli New England Journal of Medicine, yang mengamati kasus yang terinfeksi di 16 negara dari April hingga Juni, menemukan bahwa 98 persen orang yang terinfeksi adalah pria gay atau biseksual.
Banyak orang yang terinfeksi ditemukan memiliki infeksi HIV (41 persen) serta infeksi menular seksual lainnya. Komplikasi serius seperti peradangan otot jantung dan cedera ginjal akut juga telah diamati, meskipun kasusnya sedikit.
Sementara vaksin dan pengobatan dapat meningkatkan harapan untuk mengendalikan cacar monyet, manfaatnya masih belum pasti.
Beberapa orang yang terinfeksi mungkin lolos dari penyakit dengan konsekuensi kecil, tetapi ini adalah kenyamanan kecil ketika kita mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang lain.
Meskipun data saat ini mungkin menunjukkan bahwa monkeypox secara tidak proporsional mempengaruhi pria yang berhubungan seks dengan pria, ada kemungkinan bahwa infeksi dapat menyebar ke orang lain, terutama wanita dan anak-anak, jika tidak secara efektif diatasi pada waktu yang tepat.
Monkeypox adalah masalah kesehatan masyarakat dan juga masalah sosial.
Pepatah kuno bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati adalah pengingat dan panduan untuk bertindak.
Mengidentifikasi akar penyebab masalah dan bertindak untuk mencegah penyebaran lebih lanjut harus menjadi strategi kesehatan masyarakat yang mendasar untuk meminimalkan penyebaran dan dampak infeksi monkeypox.
Ho Ting Fei (Dr)